Senin, 07 September 2009

Tips sehat di bulan puasa


ilustrasi

Bulan Ramadhan kembali tiba. Banyak sudah bukti ilmiah yang menyebutkan tentang manfaat puasa. Jadi, inilah saat yang tepat bagi Anda yang ingin mendapatkan pahala sekaligus tubuh sehat.

Selama bulan Ramadhan, umat muslim diwajibkan untuk berpuasa sejak matahari terbit hingga terbenam selama satu bulan penuh. Sebelumnya, seringkali kita tergoda mengikuti hawa nafsu, termasuk soal makan. Segala macam makanan kita santap tanpa mempedulikan kebutuhan gizi yang seimbang untuk tubuh. Akibatnya, lemak tubuh semakin bertambah, apalagi tanpa diimbangi dengan olahraga yang mampu membakar lemak. Semakin banyak timbunan lemak bisa meningkatkan resiko terkena diabetes, hipertensi dan stroke.

Sayangnya, hal ini diikuti oleh pemahaman yang salah di masyarakat. Bahwa puasa menyehatkan, karena mampu menurunkan berat badan. Selama ini ada persepsi bahwa jika berat badannya turun, maka lemak ikut turun. Padahal, penurunan berat badan secara drastis justru bisa memicu terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh.

Tidak sedikit pula orang yang beralasan bahwa puasa membuat tubuh lemas karena kurang makan sehingga berakibat terhadap menurunnya produktivitas kerja sehari-hari. Dengan alasan tersebut, kemudian timbul perilaku tidak sehat yang dilakukan tanpa sadar dan menjadi kebiasaan selama berpuasa.

Agar tidak lemas, akhirnya timbul kebiasaan makan sahur yang banyak dilanjutkan dengan makan berlebihan saat berbuka, kurangnya mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, tidur seharian sampai tidak berolahraga. Akibatnya, tanpa disadari berat
badan terus meningkat dan kondisi tubuh menjadi kurang fit.

Sesungguhnya, puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan, karena overnutrisi dapat mengakibatkan kegemukan yang bisa menimbulkan penyakit degeneratif, seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis, dan lain-lain.

Menurut Dr. Antonia A. Lukito, Sp.JP-FIHA, staf kardiologi dari Rumah Sakit Siloam Gleaneagles, selama berpuasa, tentu ritme sistem kerja organ pencernaan akan berubah. Jadi, bagi orang yang beresiko tinggi terhadap penyakit tersebut, inilah saat yang tepat untuk memberikan kesempatan organ pencernaan untuk beristirahat. Biasanya kita menikmati makanan secara babas selama 24 jam, tentu akan terbatas menjadi dua kali sehari dengan intensitas lebih banyak di malam hari.

Momen bulan puasa inilah saat yang tepat untuk membentuk tubuh sehat. Salah satunya dengan mengatur pola makan. Menu makanan juga harus diperhatikan. Karena waktu makan selama menjalankan puasa hanya dua kali dalam sehari, maka menu makanan saat sahur dan buka puasa harus memenuhi kebutuhan asupan nutrisi dalam satu hari.

Kendati hanya makan sebanyak dua kali, saat sahur dan buka puasa, jumlah kalori, karbohidrat, dan asupan gizi lainnya harus tetap sama dengan saat kita tidak berpuasa. Fungsi zat gizi dalam tubuh adalah sebagai sumber energi (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein) terutama untuk tumbuh kembang serta mengganti sel yang rusak dan sumber zat pengatur (vitamin dan mineral).

Salah satu manfaat puasa adalah kesempatan untuk pengistirahatan sel-sel tubuh. Hal itu bisa optimal dilakukan asalkan pengaturan makan selama berpuasa dilakukan dengan benar. Dokter Antonia memberi contoh kebiasaan keliru yang sering dilakukan saat berpuasa. Salah satunya, adalah teori “balas dendam” dengan mengonsumsi makanan sebanyak-banyaknya saat berbuka puasa. “Sebaiknya, menu yang dihidangkan saat menjelang berbuka tidak berlebihan, atau sama seperti biasanya,” katanya.

Agar selama berpuasa tidak lemas lantaran kadar glukosa darah turun, konsumsi gula hendaknya diperbanyak. Karena kadar gula darah dalam tubuh turun secara drastis sehingga saat berbuka, dibutuhkan salah satu penghasil kalori yang cepat antara lain gula. Menurut dokter Antonia, memang saat lapar tubuh secara otomatis menginginkan makanan yang rasanya manis. Sehingga seringkali saat berbuka disarankan makan atau minum yang rasanya manis.

Namun, dokter yang juga mengajar di Universitas Pelita Harapan ini mengingatkan, jangan memilih makanan atau minuman yang manisnya berasal dari gula putih atau gula jawa, termasuk sirup. Karena ketiga jenis bahan ini kadar glukosanya terlalu tinggi, selain itu cepat pula turun. Sebaiknya mengkonsumsi sumber gula yang naiknya perlahan, diserap tubuh pelan-pelan, tetapi tidak cepat turun. Ini bisa diperoleh dari bahan makanan dengan karbohidrat kompleks atau yang mengandung serat, yaitu buah dan sayuran. Alangkah baiknya, sumber makanan manis berasal dari buah-buahan.

Jadi sebaiknya, hindari pola berbuka dengan makanan manis yang mengandung gula tinggi. Sebab, insulin akan dipaksa keluar. Jika hal ini terus di lakukan, justru akan memperlemah pankreas sehingga bisa terkena diabetes.

Selain itu, pada saat sahur, menu makanan harus memenuhi 40 persen dari total porsi sehari. Karena itu, makanan yang dikonsumsi harus lengkap, gizi seimbang, serta mengandung karbohidrat, protein, dan lemak, disertai minum air sebanyak tiga gelas. Menjelang imsak, kita sebaiknya makan lagi berupa makanan ringan yang mengandung karbohidrat dan serat.

Hampir selama bulan puasa iklan suplemen gencar ditayangkan. Nah, bila langkah ini dilaksanakan dengan tepat, tentu selama puasa kita tidak memerlukan lagi suplemen. Bangunlah motivasi bahwa puasa menjadi salah satu momen untuk mengembalikan kesehatan tubuh. Untuk dapat merasakan perbedaannya, cobalah Anda lakukan cek darah sebelum dan setelah bulan puasa. Bila dilakukan dengan baik dan benar, puasa dapat menjadi salah satu terapi yang efektif sekaligus murah.

Tips Selama Bulan Puasa

* Selalu konsumsi makanan bergizi baik saat sahur ataupun berbuka, meski dengan menu sederhana, yang penting mengandung lima unsur gizi iengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

* Agar Anda mampu menahan rasa lapar, perbanyak jenis makanan berserat yang banyak terdapat dalam sayur dan buah. Tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna makanan yang banyak mengandung serat.

* Upayakan banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.

* Usai sahur jangan langsung tidur, karena tubuh memerlukan waktu untuk mencerna makanan.

* Saat berbuka, jangan langsung minum air dingin atau es. Sebaliknya, biasakan berbuka dengan minuman yang hangat. Perut kosong bisa menjadi kembung, bila Anda langsung berbuka puasa dengan air dingin, karena asam lambung dalam tubuh akan terbentuk semakin banyak.

* Jangan langsung makan ‘besar’ saat berbuka, agar lambung tidak kaget. Sehingga kerja lambung tidak terlampau berat karena lambung membutuhkan ruangan kosong untuk mencerna makanan. Kunyah makanan dengan baik untuk meringankan kerja pencernaan.

Manfaat Puasa bagi Tubuh, Antara Lain:

• Menurunkan kolesterol dan trigliserida tinggi
• Menurunkan berat badan dan mencegah obesitas (kegemukan)
• Mengurangi resiko kencing manis (diabetes mellitus) tipe II
• Menurunkan tekanan darah tinggi
• Mencegah pengerasan pembuluh darah
• Mencegah gangguan jantung dan stroke
• Meningkatkan kuantitas dan kualitas sperma.

Mendobrak Asumsi Puasa

Dulu, puasa identik dengan menurunnya tenaga. Kini, orang yang berpuasa bisa punya cara baru agar tetap bertenaga selama puasa. Terobosan ini dipelopori oleh sebuah produk makanan penguat jantung.

Jika mengawali sahur dengan mengonsumsi makanan instan ini, Anda bisa melewati puasa tanpa harus kekurangan tenaga. Selain menjamin kesehatan jantung, produk ini juga menjamin pelepasan glukosa secara perlahan. Pelepasan yang perlahan ini membuat tubuh menjadi tetap berenergi, dan kenyang lebih lama.

Jadi, anggapan umum mengenai lesu saat berpuasa kini harus dipertanyakan lagi. Sebab, makanan yang terbuat dari gandum ini telah memberikan alternatif baru, mendobrak asumsi tradisional mengenai lapar dan tidak bertenaga selama puasa.

Sumber: Male Emporium – CBN

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog List

Term of Use

Ramadhan Oh Ramadhan Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino